Welcome!

I Aqilla Augian Wahyudi Like riding Like Photography Like Laravel Like Story Maker

View My Project! Hire Me!

About Me

Riding
Photography
Laravel

Story Maker
Who am i

Aqilla Augian Wahyudi .

Professional Laravel, Story Maker and Photogrphy

coba saja terlebih dahulu jangan memikirkan hal yang akan terjadi kedepan asalkan itu baik, jika kamu memikirkannya itu hanya akan membuatmu sesat di jalan .


konten saya berisi laravel dan cerita yang saya buat

HOBBY

Story Maker

sewaktu-waktu imajinasi saya tentang cerita fantasi muncul dalam pikiran saya

Laravel

ini merupakan framework yang pertama kali saya gunakan

Riding

sangat menyukai jalan jalan dengan sesama jenis motor

Photography

tentu saja dong suka photo dan vidio buat konten absurd

STORY,LARAVEL AND TECHNOLOGI

Dari Luka Masa Lalu Menuju Persahabatan Sejati


Bab 1: Masa Kecil yang Penuh Luka

Romeo adalah seorang anak yang sejak SD selalu menjadi korban ejekan teman-temannya. Ia memiliki sifat pemalu dan pendiam, membuatnya mudah menjadi sasaran. Setiap hari terasa seperti cobaan, dan ia selalu merasa diasingkan. Teman-teman sekelasnya sering memanggilnya dengan julukan yang menyakitkan, seperti “kuper” dan “anak aneh.”


Ketika bermain di lapangan, Romeo jarang diajak bergabung. Jika pun ia ikut bermain, teman-temannya malah menyalahkannya ketika timnya kalah. Tak jarang, ia dimarahi tanpa alasan jelas, membuatnya merasa bahwa ia tidak pernah benar di mata mereka. Situasi ini membuat Romeo semakin menjauh dari keramaian dan memilih untuk menyendiri.


Saat berada di kelas, ia selalu berusaha agar tidak menarik perhatian. Ia merasa lega setiap kali gurunya tidak memanggilnya untuk maju ke depan. Namun, ketika akhirnya harus maju, suara tawa teman-temannya membuatnya semakin tenggelam dalam perasaan minder dan tidak berharga.


Di kantin, ia selalu duduk di sudut sendirian. Setiap kali melihat teman-temannya makan bersama dan tertawa, Romeo hanya bisa menghela napas. Ia berharap suatu hari ada yang mau mengajaknya bergabung. Namun, harapan itu tidak pernah terwujud selama bertahun-tahun.


Suatu hari, Romeo mencoba bercerita kepada orang tuanya tentang apa yang ia alami di sekolah. Namun, orang tuanya hanya menasihati agar ia bersabar dan fokus belajar. Meski mereka bermaksud baik, nasihat itu tidak cukup untuk meringankan beban yang ia rasakan setiap hari.


Kesepian dan tekanan terus menghantui Romeo hingga membuatnya sulit percaya pada orang lain. Ia mulai berpikir bahwa tidak ada yang benar-benar peduli padanya. Hal ini membuat Romeo semakin menutup diri dari lingkungan sekitar.


Ketika SMP tiba, Romeo berharap situasi akan membaik. Namun, ia justru mengalami hal yang hampir sama. Teman-teman barunya tetap memperlakukannya dengan buruk, dan ejekan tidak kunjung berhenti. Kepercayaan dirinya semakin hilang, dan ia hanya bisa menunggu waktu untuk segera lulus.


Romeo merasa masa depannya suram. Ia tidak lagi berani berharap bahwa suatu saat hidupnya akan berubah. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia masih menyimpan harapan kecil bahwa di SMA nanti, segalanya akan berbeda.


Bab 2: Awal yang Penuh Kekhawatiran di SMA

Hari pertama di SMA, Romeo melangkah masuk dengan perasaan cemas dan takut. Ia berpikir, "Apakah aku akan dibully lagi di sini?" Setiap langkah menuju kelas barunya terasa berat, dan ia menundukkan kepala, berharap tidak ada yang memperhatikannya.


Saat bel istirahat berbunyi, ia pergi ke kantin dan memilih tempat duduk di pojok, seperti kebiasaannya. Ia berusaha tidak menarik perhatian dan berharap bisa melewati hari pertama ini tanpa masalah. Namun, hatinya tetap dipenuhi rasa takut bahwa mimpi buruknya akan terulang.


Ketika ia sedang makan sendirian, seorang anak bernama Fajar tiba-tiba mendekatinya. “Kamu sendirian? Ayo gabung sama kita,” ajak Fajar dengan senyum hangat. Romeo terkejut dan merasa ragu. Ia tidak menyangka ada yang mau mengajaknya bergabung.


Meski awalnya ragu, Romeo akhirnya mengikuti Fajar dan duduk bersama kelompok kecilnya. Ada Raka dan Andi, dua teman Fajar yang juga menyapanya dengan ramah. “Santai aja, bro! Di sini gak ada yang aneh-aneh,” kata Andi sambil tertawa kecil.


Obrolan mereka berlangsung dengan santai. Untuk pertama kalinya, Romeo merasa nyaman bersama teman-teman barunya. Mereka membicarakan hal-hal sederhana seperti film dan musik, membuat Romeo merasa tidak lagi canggung.


Hari itu menjadi titik awal perubahan bagi Romeo. Ia merasa diterima untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Tidak ada ejekan, tidak ada tawa mengejek—hanya percakapan ringan yang membuatnya merasa dihargai.


Malam harinya, Romeo merenung dan menyadari bahwa SMA mungkin tidak akan seburuk yang ia bayangkan. Ada harapan baru yang tumbuh di hatinya. Mungkin, ia bisa menemukan teman sejati di sini.


Keesokan harinya, Romeo datang ke sekolah dengan perasaan yang lebih ringan. Ia tidak lagi merasa sendirian dan mulai membuka diri sedikit demi sedikit kepada teman-temannya.


Bab 3: Persahabatan yang Mengubah Hidup

Setiap hari, Romeo semakin akrab dengan Fajar, Raka, dan Andi. Mereka selalu mengajaknya ikut nongkrong, baik di kantin maupun di luar sekolah. Romeo mulai merasa bahwa ia akhirnya memiliki teman sejati yang menerima dia apa adanya.


Mereka tidak hanya sekadar teman biasa, tetapi juga selalu membela Romeo ketika ada yang mencoba mengejeknya. “Udah, gak usah sok jago,” kata Raka tegas ketika ada siswa yang iseng mengolok Romeo. Dukungan ini membuat Romeo merasa aman dan percaya diri.


Bersama mereka, Romeo mulai berani mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ia bergabung dengan klub fotografi, sesuatu yang selama ini ia impikan. Dengan dorongan teman-temannya, ia berani menunjukkan kemampuannya kepada orang lain.


Pada suatu kesempatan, Romeo berhasil memenangkan lomba fotografi di sekolah. Fajar dan teman-teman lainnya bersorak bangga. “Gila, lo keren banget, bro!” seru Andi sambil menepuk bahunya. Romeo tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.


Setiap kali mereka nongkrong setelah sekolah, Romeo merasa dirinya benar-benar diterima. Mereka sering mengobrol hingga larut malam di warung kopi dekat sekolah, membuat kenangan manis yang tidak akan pernah ia lupakan.


Di sela-sela kebersamaan itu, Romeo mulai menyadari bahwa dirinya berhak untuk bahagia dan diterima. Ia tidak lagi merasa minder atau takut menghadapi dunia luar.


Persahabatan mereka semakin erat seiring berjalannya waktu. Romeo merasa bahwa untuk pertama kalinya, hidupnya dipenuhi dengan makna dan kebahagiaan.


Romeo pun mulai belajar untuk memaafkan masa lalunya. Ia sadar bahwa orang-orang yang menyakitinya tidak bisa menentukan masa depannya.


Bab 4: Kenangan yang Tak Terlupakan


Tahun-tahun SMA berlalu dengan cepat, dan tiba saatnya bagi Romeo dan teman-temannya untuk lulus. Meskipun sudah tidak satu sekolah, persahabatan mereka tetap terjaga. Mereka sering berkumpul di tempat-tempat favorit mereka untuk bernostalgia.


Fajar, Raka, dan Andi tidak pernah meninggalkan Romeo, bahkan ketika mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka selalu meluangkan waktu untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama.


Setiap kali bertemu, mereka tertawa dan mengenang masa-masa indah saat SMA. Bagi Romeo, teman-temannya bukan hanya sekadar teman, tetapi keluarga yang ia temukan di tengah perjalanan hidupnya.


Romeo merasa bersyukur karena telah menemukan teman-teman sejati. Ia tahu bahwa tanpa mereka, hidupnya mungkin akan tetap dipenuhi dengan kesepian dan ketakutan.


“Kalau dulu gue menyerah, gue gak bakal ketemu kalian,” ujar Romeo suatu malam ketika mereka nongkrong di warung kopi. Teman-temannya hanya tersenyum dan menepuk bahunya dengan penuh kehangatan.


Bagi Romeo, persahabatan mereka adalah anugerah terbesar yang pernah ia dapatkan. Luka masa lalu kini telah sirna, digantikan oleh kenangan indah bersama sahabat-sahabat sejatinya.


Kini, Romeo tak lagi merasa takut menghadapi masa depan. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian—selalu ada orang-orang yang siap mendukungnya apa pun yang terjadi.


Hidup Romeo telah berubah sepenuhnya. Dari anak yang dulu dibully dan terpuruk, ia kini tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan penuh rasa syukur, berkat persahabatan yang tulus dan penuh makna.




Penguasa Kegelapan: Part 2 - Bangkitnya Dua Kegelapan


Setelah menyelamatkan tim lamanya, Caelum dan Selene meninggalkan medan perang, kembali ke dalam kegelapan yang selalu mereka kenal. Mereka bukan lagi dua makhluk yang terlupakan; kini, mereka memiliki kekuatan yang diakui, meski tetap dirundung rasa sepi. Caelum sudah menerima bahwa dia tak lagi bisa menjadi bagian dari kelompok lamanya. Dia dan Selene berjalan bersama, namun ada perasaan bahwa tugas mereka belum selesai.


Hari-hari berlalu dengan tenang di dungeon tempat mereka tinggal, hingga suatu malam, mereka mendengar desas-desus baru dari para pedagang yang sering berlalu-lalang di hutan terdekat. Sesuatu yang jauh lebih besar sedang terjadi di Arcadia. Kegelapan yang jauh lebih dalam dari apa yang pernah mereka hadapi kini bangkit, dan kekuatan itu mengancam seluruh dunia. Desas-desus berbicara tentang Raja Kegelapan, makhluk kuno yang telah lama tersegel di pegunungan terpencil, kini mulai bangkit dan mengumpulkan pasukan dari bayang-bayang.


Caelum dan Selene saling berpandangan ketika mendengar berita itu. Mereka tahu bahwa ancaman ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan.


“Kegelapan yang kau miliki dan yang aku miliki mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan kekuatan Raja Kegelapan,” ucap Selene. “Jika dia benar-benar bangkit, dunia akan jatuh ke dalam kekacauan.”


Caelum mengangguk. “Jika dia menguasai sihir kegelapan seperti yang diceritakan, hanya kita yang bisa menghentikannya.”


Dengan tekad yang bulat, mereka berdua berangkat menuju pegunungan terpencil tempat Raja Kegelapan tersegel. Dalam perjalanan mereka, Caelum dan Selene semakin dekat, saling berbagi cerita tentang masa lalu mereka yang kelam. Mereka saling melengkapi, dua jiwa yang tersesat namun menemukan kekuatan dalam kegelapan yang sama.


Di Bawah Bayangan Kuno


Perjalanan menuju pegunungan itu penuh dengan bahaya. Makin dekat mereka ke tempat segel Raja Kegelapan, makin besar kekuatan bayang-bayang yang mencoba menghalangi mereka. Caelum dan Selene harus menghadapi berbagai makhluk bayangan yang telah lama menjadi pengikut setia Raja Kegelapan. Meskipun Caelum sekarang sudah sangat mahir mengendalikan bayangan, setiap langkah menjadi semakin sulit. Kekuatan Raja Kegelapan terasa makin nyata, menekan, dan membuat bayangan mereka sendiri sulit dikendalikan.


Salah satu malam, di sebuah gua tempat mereka beristirahat, Selene mulai merasakan sesuatu yang aneh. Matanya yang merah bersinar lebih terang, tubuhnya terasa lebih kuat dari sebelumnya. “Caelum, aku merasa ada sesuatu yang salah. Aku bisa merasakan kekuatan Raja Kegelapan di dalam darahku.”


Caelum terdiam, menyadari bahwa ini mungkin bukan kebetulan. “Kau adalah vampir, Selene. Mungkin darahmu memiliki hubungan dengan kekuatan kuno yang sedang bangkit.”


“Bukan hanya itu,” lanjut Selene, suaranya serak. “Aku merasa tertarik... seolah-olah aku dipanggil olehnya.”


Caelum menatap Selene dengan mata yang dipenuhi kekhawatiran. Jika Raja Kegelapan bisa mempengaruhi Selene, apa yang akan terjadi jika mereka terlalu dekat dengannya? Namun, Selene menolak untuk mundur. Dia bertekad untuk menghadapi ketakutannya, bahkan jika itu berarti melawan kekuatan yang mungkin terkunci di dalam dirinya.


Pertemuan Takdir


Setelah perjalanan panjang yang penuh pertempuran, mereka akhirnya tiba di pegunungan yang dimaksud. Di puncak gunung itu, terdapat sebuah kuil kuno yang telah lama ditinggalkan, dengan pintu besar yang terbuat dari batu hitam. Segel Raja Kegelapan ada di sana, namun sesuatu yang mengerikan telah terjadi. Segel itu retak, dan kegelapan yang tebal mengalir keluar seperti kabut pekat.


Di tengah kabut, seorang pria berdiri. Sosoknya tinggi, mengenakan jubah hitam pekat yang tampak menyatu dengan bayangan di sekelilingnya. Matanya bersinar merah seperti darah, penuh kekuatan dan kebencian. Dialah Raja Kegelapan yang telah bangkit.


“Jadi, kalian datang untuk menghentikanku?” tanya Raja Kegelapan dengan suara yang berat dan dalam. “Kalian hanya dua anak yang bermain-main dengan kegelapan. Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi.”


Caelum menggertakkan giginya, merasa kemarahan mendidih di dalam dirinya. “Kami tahu apa yang kau rencanakan, dan kami tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini.”


Selene berdiri di sisi Caelum, namun wajahnya berubah pucat. Raja Kegelapan menatapnya dengan penuh minat. “Ah, darah vampir... Aku bisa merasakannya. Kau adalah keturunanku, Selene. Kegelapan mengalir dalam darahmu seperti air di sungai. Kau tidak bisa melawanku, karena kita adalah satu.”


Selene menggenggam tangannya erat-erat, melawan dorongan kuat dalam dirinya yang menariknya lebih dekat pada Raja Kegelapan. “Aku bukan budakmu,” bisiknya, meski suaranya sedikit gemetar. “Aku mungkin berasal dari kegelapan, tapi aku tidak akan tunduk padamu.”


Raja Kegelapan tersenyum dingin. “Kita lihat saja.”


Pertempuran yang Mengubah Takdir


Pertempuran itu dimulai dengan ledakan kekuatan kegelapan. Raja Kegelapan memanggil bayangan yang jauh lebih kuat dari apa yang pernah Caelum dan Selene hadapi sebelumnya. Setiap bayangan yang Caelum kendalikan tampak goyah di hadapan kekuatan kuno itu. Namun, dia tak menyerah. Dia menggunakan semua yang telah dia pelajari, menggandakan kekuatan bayangan dan menciptakan ilusi-ilusi untuk mengelabui musuhnya.


Selene, sementara itu, berjuang melawan dirinya sendiri. Setiap kali dia menyerang, kekuatan Raja Kegelapan berusaha menariknya lebih dalam ke dalam kegelapan. Tapi dia terus bertahan, menggunakan darah vampirnya untuk melawan balik pengaruh itu.


Pertempuran berlangsung dengan sengit, dan pada satu titik, Caelum terpojok. Bayangan Raja Kegelapan menghancurkan semua pertahanannya. Namun, saat itulah Selene mengambil langkah terakhir. Dengan kekuatan terakhirnya, dia menyerang langsung Raja Kegelapan, menggunakan bayangan dalam dirinya untuk menyeretnya kembali ke dalam segel yang retak.


“Aku akan menyegelnya kembali!” teriak Selene, suaranya terdengar penuh keputusasaan. “Caelum, bantu aku!”


Caelum, meski terluka dan lelah, menggunakan sisa kekuatannya untuk memperkuat segel kuno itu. Dengan satu ledakan cahaya bayangan, Raja Kegelapan tertarik kembali ke dalam segel, dan kegelapan di sekitarnya mulai memudar.


Akhir yang Baru


Namun, ketika Raja Kegelapan akhirnya tersegel kembali, Selene jatuh pingsan. Darah vampirnya telah terikat dengan segel, dan Caelum tahu bahwa dia tidak akan bisa bertahan lama tanpa bantuan.


Dengan hati yang berat, Caelum membawa Selene kembali ke dungeon tempat mereka tinggal. Di sana, dia merawatnya dengan penuh perhatian, berharap bahwa suatu hari Selene akan pulih sepenuhnya. Meski Raja Kegelapan telah dikalahkan, Caelum tahu bahwa ancaman belum benar-benar hilang. Bayangan selalu ada, dan tugasnya sebagai Penguasa Kegelapan baru saja dimulai.


Namun kini, dia tidak lagi sendiri. Di sampingnya ada Selene, yang menjadi bukan hanya sekutu, tapi juga sahabat yang selalu ada di sisinya, terikat oleh takdir kegelapan yang sama.

Penguasa Kegelapan


 

Di sebuah dunia bernama Arcadia, kekuatan sihir adalah segalanya. Setiap anak yang lahir akan diberkati dengan satu jenis sihir, dan mereka akan dilatih seumur hidup untuk menguasainya. Di antara mereka adalah seorang pemuda bernama Caelum, yang sejak lahir telah dianugerahi sihir yang paling tidak dihargai di desanya—Sihir Bayangan.


Sihir Bayangan dianggap tidak berguna. Sementara yang lain bisa mengendalikan api, air, atau bahkan cahaya, Caelum hanya bisa memanipulasi bayangan kecil, dan itu pun dengan susah payah. Di usianya yang ke-17, dia bergabung dengan tim petualang yang terdiri dari teman-teman masa kecilnya: Arven, si penyihir api yang kuat; Lyra, si pemanah dengan penglihatan elang; dan Marek, pejuang yang mampu menghancurkan batu dengan satu pukulan.


Meski Caelum sudah lama menjadi bagian dari kelompok itu, dia selalu merasa seperti beban. Setiap kali mereka menghadapi monster atau memasuki dungeon, dia tidak pernah bisa berbuat banyak. Ketika Arven menembakkan bola api, semua musuh terbakar habis. Ketika Lyra melesatkan anak panahnya, musuh-musuh terkalahkan dengan akurasi sempurna. Dan ketika Marek mengayunkan kapaknya, tanah bergetar. Sementara itu, bayangan yang bisa dikendalikan Caelum tidak pernah membantu. Ketika dia mencoba menggunakan sihirnya, bayangan hanya bergerak tanpa arah, terlalu lemah untuk menyerang atau melindungi.


Suatu malam, setelah gagal dalam misi besar melawan naga berapi, teman-temannya memutuskan bahwa sudah saatnya Caelum pergi.


"Caelum," kata Arven dengan nada serius, "kami sudah mencoba membantumu, tapi sihirmu tidak berguna. Setiap kali kita bertarung, kita harus melindungimu. Kami... kami tidak bisa terus seperti ini."


Lyra menundukkan kepala, terlihat menyesal. "Kamu orang baik, Caelum, tapi di medan perang, kebaikan tidak cukup."


Marek, yang selalu blak-blakan, menambahkan, "Kau akan mati jika terus ikut kami. Mungkin lebih baik kalau kau mencari jalanmu sendiri."


Hati Caelum hancur. Dia telah lama merasa tidak berguna, tapi mendengar kata-kata itu dari teman-teman yang sudah dianggapnya keluarga membuat semuanya terasa jauh lebih sakit. Dia tidak melawan, tidak membela diri. Hanya ada kesedihan mendalam yang menguasai dirinya. Dengan langkah berat, dia meninggalkan timnya, pergi menuju kegelapan malam, ditemani hanya oleh bayangan yang selalu dianggap tak berarti.


Kesepian dan Awal Baru


Hari-hari berlalu, dan Caelum hidup dalam kesendirian di hutan. Dia terus berlatih sihir bayangannya, meskipun tanpa keyakinan. Setiap malam, dia berlatih dalam diam, membentuk bayangan kecil menjadi berbagai bentuk. Hingga suatu malam, di bawah sinar bulan, dia menemukan sesuatu yang aneh. Bayangan bulan di tanah mulai bergerak, seolah mendengarkan perintah hatinya. Untuk pertama kalinya, bayangannya tidak lagi hanya meniru gerakannya—mereka hidup.


Caelum menyadari bahwa sihir bayangannya tidak lemah. Hanya saja, dia belum mengerti cara memanfaatkannya. Bayangan bukanlah sihir untuk menyerang, tetapi sihir untuk bersembunyi, mengintai, dan melindungi. Semakin dia memahami sifat asli sihirnya, semakin kuat bayangan yang bisa dia kendalikan. Dia belajar memanggil bayangan untuk menutupi keberadaannya, menciptakan ilusi, dan bahkan melindungi dirinya dari serangan.


Dungeon Kegelapan dan Sosok Misterius


Suatu hari, setelah berjalan tanpa arah, Caelum tiba di sebuah dungeon terlarang di pinggiran hutan—dikenal sebagai Lembah Kegelapan. Dungeon itu dianggap sebagai tempat di mana mereka yang tak diinginkan atau lemah akan menemui akhir hidup mereka. Tetapi bagi Caelum, tempat itu seolah memanggilnya. Kegelapan di dalam dungeon terasa akrab dengan kekuatan sihir bayangannya.


Dia memutuskan untuk masuk, berharap menemukan sesuatu yang bisa membantunya menjadi lebih kuat atau setidaknya mengakhiri kesepiannya. Namun, semakin dalam dia masuk, semakin aneh dan berbahaya tempat itu. Bayangan-bayangan di dalam dungeon tampak hidup, seperti bernyawa, dan mereka mendekati Caelum seolah menyambutnya sebagai bagian dari mereka.


Saat itulah dia mendengar suara asing, suara manusia.


Di dalam ruangan gelap yang diisi reruntuhan kuno, Caelum menemukan seseorang terikat oleh rantai sihir kuno. Sosok itu duduk diam di pojokan, matanya bersinar merah seperti bara api yang redup, dan kulitnya pucat, lebih pucat dari salju.


“Siapa kau?” tanya Caelum, waspada, namun tak bisa menahan rasa penasaran.


Sosok itu mengangkat kepalanya. "Aku... adalah seorang yang juga dibuang, seperti dirimu." Suaranya terdengar dalam dan berat. “Namaku Selene, dan aku adalah vampir.”


Caelum terkejut. Vampir adalah makhluk yang ditakuti dan dibenci di Arcadia. Mereka dianggap berbahaya dan kejam. Tapi ada sesuatu yang berbeda dari Selene—tatapan matanya penuh rasa sakit, bukan kebencian.


“Mereka membuangmu karena kekuatanmu?” tanya Caelum.


Selene mengangguk. “Desaku menganggapku terlalu berbahaya. Aku tidak pernah ingin menyakiti siapa pun, tapi darahku... darah vampir ini selalu membuatku berbeda.” Dia terdiam sejenak, lalu menatap Caelum dengan intens. “Dan kau? Apa yang membawamu ke sini?”


“Sihirku lemah,” jawab Caelum. “Teman-temanku membuangku karena aku tak bisa membantu mereka. Mereka bilang aku terlalu lemah untuk bertahan di medan perang.”


Selene tersenyum tipis. “Mereka salah. Kegelapan yang ada di dungeon ini... ia memperkuat yang lemah. Kau dan aku, kita bukanlah makhluk yang tak berguna. Kita hanya berbeda.”


Caelum merasakan sebuah hubungan dalam kata-katanya. Keduanya adalah makhluk yang diabaikan dan ditolak karena kekuatan yang tidak dipahami. Dengan bantuan Selene, Caelum mulai berlatih lebih keras di dalam dungeon itu. Selene mengajarkan Caelum cara menggunakan bayangan untuk melawan, menciptakan ilusi, dan bahkan memanggil bayangan untuk melindungi dirinya dari serangan.


Selene, yang juga dikucilkan karena kekuatannya sebagai vampir, mulai menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka. Sementara Caelum semakin memahami bahwa kekuatan yang selama ini dia abaikan ternyata adalah sumber kekuatan sejatinya, Selene mengajarkan bahwa menerima kegelapan bukanlah sesuatu yang buruk.


Pertarungan Terakhir


Suatu hari, Caelum mendengar kabar bahwa tim lamanya sedang dalam bahaya besar. Mereka telah terperangkap di dalam sebuah dungeon lain, menghadapi makhluk kegelapan yang tak terkalahkan, yang hanya bisa dilawan oleh kekuatan bayangan. Hatinya bertentangan. Meski telah disakiti, dia merasa punya tanggung jawab untuk menyelamatkan mereka.


Dengan kekuatan baru yang telah dia pelajari bersama Selene, Caelum menyusup ke medan pertempuran. Bayangan di bawah kendalinya mengalir seperti air, menyelimuti medan dan melindungi dirinya dari serangan. Saat dia tiba, tim lamanya sudah hampir kalah.


"Caelum..." bisik Lyra saat melihatnya muncul dari kegelapan. Mereka hanya bisa terpana saat sosok bayangan besar muncul dan melindungi mereka dari serangan makhluk kegelapan.


Dengan satu gerakan, Caelum mengendalikan bayangan di sekeliling mereka, mengurung makhluk itu hingga hancur.


“Caelum,” Arven menunduk dengan rasa bersalah. “Kami salah. Kau lebih kuat dari yang kami kira.”


Caelum hanya tersenyum tipis, tanpa dendam. “Kekuatan tidak selalu datang dari terang. Terkadang, kekuatan sejati tersembunyi dalam kegelapan.”


Caelum dan Selene meninggalkan medan perang itu bersama, menjadi legenda yang dikenal sebagai Penguasa Kegelapan, pahlawan yang kekuatannya tidak berasal dari cahaya terang, tetapi dari kegelapan yang menyelimuti dan melindungi mereka.

Laravel




Laravel adalah salah satu framework PHP yang paling populer dan digunakan untuk membangun aplikasi web. Framework ini mengikuti arsitektur MVC (Model-View-Controller), yang membantu pengembang memisahkan logika bisnis, tampilan, dan kontroler dalam proyek mereka. Laravel dikenal karena kemudahan penggunaannya, sintaks yang elegan, serta memiliki berbagai fitur bawaan untuk mempercepat pengembangan aplikasi.

1. Keunggulan Laravel

  • Routing yang Mudah: Laravel menawarkan cara sederhana untuk mengatur rute aplikasi.
  • ORM (Eloquent): Berfungsi untuk menghubungkan aplikasi dengan database secara mudah tanpa menulis query SQL secara manual.
  • Blade Template Engine: Memungkinkan pembuatan antarmuka (view) dengan sintaks yang bersih dan mudah dibaca.
  • Migration dan Seeding: Laravel memudahkan pengelolaan struktur database dan pengisian data awal.
  • Middleware: Menyediakan lapisan antara request dan aplikasi untuk mengatur hak akses atau memproses data.
  • Banyak Library Bawaan: Laravel memiliki berbagai library dan fitur siap pakai seperti autentikasi, email, dan enkripsi.

2. Arsitektur MVC di Laravel

  • Model: Berfungsi untuk berinteraksi dengan database, misalnya membaca dan menyimpan data.
  • View: Merupakan antarmuka pengguna yang akan ditampilkan di browser (HTML).
  • Controller: Menangani logika aplikasi dan menjembatani antara Model dan View.

3. Alur Kerja Laravel

  1. Client (browser) mengirim request ke server.
  2. Routing menangkap request dan mengarahkannya ke controller tertentu.
  3. Controller memproses data dari model dan mengembalikan view.
  4. View menampilkan data yang telah diproses dalam bentuk antarmuka pengguna.

4. Fitur Utama Laravel

  1. Eloquent ORM: Memudahkan manipulasi database dengan objek PHP.
  2. Artisan CLI: Command Line Interface untuk menjalankan perintah seperti membuat model, controller, atau migration.
  3. Middleware: Membantu mengontrol akses ke aplikasi.
  4. Queue & Jobs: Memproses tugas secara asynchronous (tidak langsung).
  5. Blade Template Engine: Memungkinkan penggunaan template dengan sintaks yang sederhana.

5. Contoh Code Sederhana di Laravel

Route (web.php)

Route::get('/', function () {
return view('welcome'); });

Controller

script untuk membuat controler:


php artisan make:controller Homecontroller


Edit isi controller itu seperti ini:

<?php

// app/Http/Controllers/HomeController.php
namespace App\Http\Controllers; use Illuminate\Http\Request; class HomeController extends Controller { public function index() { return view('home'); } }

View (resources/views/home.blade.php)

<!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <title>Home Page</title> </head> <body> <h1>Selamat Datang di Laravel!</h1> </body> </html>

6. Cara Install Laravel

Pastikan Anda memiliki Composer terinstall di komputer Anda.

  1. Buka terminal, lalu jalankan perintah:

    composer create-project laravel/laravel nama-proyek
  2. Masuk ke folder proyek:

    cd nama-proyek
  3. Jalankan server lokal:

    php artisan serve
  4. Buka browser dan akses:

    http://localhost:8000

7. Kesimpulan

Laravel adalah framework yang kaya fitur dan cocok untuk berbagai jenis proyek, mulai dari aplikasi kecil hingga proyek skala besar. Dengan sintaks yang elegan dan ekosistem yang luas, Laravel memudahkan pengembang untuk membuat aplikasi dengan cepat dan efisien.


___________________________________________________________________________________

Bagaimana caranya sih membuat setup migrations untuk tabel ???


IKUTI SAJA LANGKAH-LANGKAH INI !!!


1. Setup Migration untuk Membuat Tabel

Di Laravel, kita menggunakan migration untuk membuat tabel database. Migration memungkinkan kita membuat, mengubah, dan menghapus tabel dengan cara terstruktur dan mudah dilacak.


Langkah-Langkah:

1.1. Buat Migration

Jalankan perintah berikut di terminal untuk membuat migration baru:


php artisan make:migration create_nama_tabel_table

Perintah di atas akan membuat file migration di folder database/migrations dengan nama file seperti ini:
2024_10_16_123456_create_nama_tabel_table.php


1.2. Struktur Migration

Buka file migration yang baru dibuat di folder database/migrations. Berikut contoh kode:


<?php use Illuminate\Database\Migrations\Migration; use Illuminate\Database\Schema\Blueprint; use Illuminate\Support\Facades\Schema; class CreateNamaTabelTable extends Migration { /** * Jalankan migration (membuat tabel). */ public function up() { Schema::create('nama_tabel', function (Blueprint $table) { $table->id(); // Primary key (ID unik) $table->string('nama', 100); // Kolom string dengan panjang 100 karakter $table->text('deskripsi')->nullable(); // Kolom teks yang bisa kosong $table->integer('jumlah'); // Kolom angka $table->timestamps(); // Kolom created_at dan updated_at }); } /** * Kembalikan (hapus) tabel jika di-rollback. */ public function down() { Schema::dropIfExists('nama_tabel'); } }

Penjelasan Kode:

  • up(): Fungsi ini akan dijalankan ketika migration dijalankan. Di sini, kita mendefinisikan struktur tabel yang akan dibuat.
  • down(): Fungsi ini akan dijalankan jika migration di-rollback (dibatalkan). Biasanya digunakan untuk menghapus tabel.
  • Schema::create(): Digunakan untuk membuat tabel baru.
  • $table->id(): Membuat kolom primary key secara otomatis bernama id.
  • $table->string('nama', 100): Membuat kolom tipe string dengan batas panjang 100 karakter.
  • $table->text('deskripsi')->nullable(): Membuat kolom teks, dan nullable artinya kolom ini bisa kosong.
  • $table->integer('jumlah'): Membuat kolom bertipe integer (bilangan bulat).
  • $table->timestamps(): Membuat dua kolom otomatis: created_at dan updated_at.

1.3. Jalankan Migration

Setelah struktur tabel selesai, jalankan migration menggunakan perintah:

php artisan migrate

Perintah ini akan membaca seluruh file migration dan menjalankan fungsi up() di setiap file untuk membuat tabel di database.


2. Fungsi Migration dalam Laravel

  1. Versi Terkontrol: Migration memungkinkan kita melacak perubahan di tabel database dengan mudah. Setiap perubahan dapat di-rollback atau di-migrate kembali.
  2. Portabilitas: Dengan migration, database bisa disiapkan dengan perintah yang sama di lingkungan berbeda (development, staging, production).
  3. Otomatisasi: Tidak perlu membuat tabel secara manual di database, semua diotomatisasi melalui migration.
  4. Kolaborasi: Dalam tim, migration membantu menghindari konflik saat beberapa pengembang bekerja di proyek yang sama.

3. Rollback Migration (Jika Ada Kesalahan)

Jika Anda ingin menghapus tabel karena ada kesalahan, jalankan perintah berikut:

php artisan migrate:rollback

Perintah ini akan menjalankan fungsi down() dari migration terbaru dan menghapus tabel yang dibuat.


4. Cek Struktur Database

Anda dapat mengecek apakah tabel sudah berhasil dibuat dengan menggunakan phpMyAdmin atau DBMS lain seperti MySQL Workbench. Cari tabel dengan nama yang sudah didefinisikan (misalnya nama_tabel).


Itulah cara membuat setup migration


1. Setup Migration untuk Membuat Tabel

Di Laravel, kita menggunakan migration untuk membuat tabel database. Migration memungkinkan kita membuat, mengubah, dan menghapus tabel dengan cara terstruktur dan mudah dilacak.


Langkah-Langkah:

1.1. Buat Migration

Jalankan perintah berikut di terminal untuk membuat migration baru:


php artisan make:migration create_nama_tabel_table

Perintah di atas akan membuat file migration di folder database/migrations dengan nama file seperti ini:
2024_10_16_123456_create_nama_tabel_table.php


1.2. Struktur Migration

Buka file migration yang baru dibuat di folder database/migrations. Berikut contoh kode:


<?php use Illuminate\Database\Migrations\Migration; use Illuminate\Database\Schema\Blueprint; use Illuminate\Support\Facades\Schema; class CreateNamaTabelTable extends Migration { /** * Jalankan migration (membuat tabel). */ public function up() { Schema::create('nama_tabel', function (Blueprint $table) { $table->id(); // Primary key (ID unik) $table->string('nama', 100); // Kolom string dengan panjang 100 karakter $table->text('deskripsi')->nullable(); // Kolom teks yang bisa kosong $table->integer('jumlah'); // Kolom angka $table->timestamps(); // Kolom created_at dan updated_at }); } /** * Kembalikan (hapus) tabel jika di-rollback. */ public function down() { Schema::dropIfExists('nama_tabel'); } }

Penjelasan Kode:

  • up(): Fungsi ini akan dijalankan ketika migration dijalankan. Di sini, kita mendefinisikan struktur tabel yang akan dibuat.
  • down(): Fungsi ini akan dijalankan jika migration di-rollback (dibatalkan). Biasanya digunakan untuk menghapus tabel.
  • Schema::create(): Digunakan untuk membuat tabel baru.
  • $table->id(): Membuat kolom primary key secara otomatis bernama id.
  • $table->string('nama', 100): Membuat kolom tipe string dengan batas panjang 100 karakter.
  • $table->text('deskripsi')->nullable(): Membuat kolom teks, dan nullable artinya kolom ini bisa kosong.
  • $table->integer('jumlah'): Membuat kolom bertipe integer (bilangan bulat).
  • $table->timestamps(): Membuat dua kolom otomatis: created_at dan updated_at.

1.3. Jalankan Migration

Setelah struktur tabel selesai, jalankan migration menggunakan perintah:


php artisan migrate

Perintah ini akan membaca seluruh file migration dan menjalankan fungsi up() di setiap file untuk membuat tabel di database.


2. Fungsi Migration dalam Laravel

  1. Versi Terkontrol: Migration memungkinkan kita melacak perubahan di tabel database dengan mudah. Setiap perubahan dapat di-rollback atau di-migrate kembali.
  2. Portabilitas: Dengan migration, database bisa disiapkan dengan perintah yang sama di lingkungan berbeda (development, staging, production).
  3. Otomatisasi: Tidak perlu membuat tabel secara manual di database, semua diotomatisasi melalui migration.
  4. Kolaborasi: Dalam tim, migration membantu menghindari konflik saat beberapa pengembang bekerja di proyek yang sama.

3. Rollback Migration (Jika Ada Kesalahan)

Jika Anda ingin menghapus tabel karena ada kesalahan, jalankan perintah berikut:


php artisan migrate:rollback

Perintah ini akan menjalankan fungsi down() dari migration terbaru dan menghapus tabel yang dibuat.


4. Cek Struktur Database

Anda dapat mengecek apakah tabel sudah berhasil dibuat dengan menggunakan phpMyAdmin atau DBMS lain seperti MySQL Workbench. Cari tabel dengan nama yang sudah didefinisikan (misalnya nama_tabel).


Itulah cara membuat tabel di database menggunakan migration di Laravel. Dengan ini, Anda dapat membuat dan mengelola struktur database dengan mudah dan terstruktur.


Model dan Controller


Setelah membuat migrasi kita juga perlu membuat model,controller, dan view


1. Membuat Model di Laravel

Model digunakan untuk berinteraksi dengan tabel database dan menangani logika bisnis yang berkaitan dengan data.

1.1. Buat Model

Gunakan perintah berikut untuk membuat model:

php artisan make:model NamaTabel --migration

Perintah di atas akan membuat:

  • Model di folder app/Models/NamaTabel.php.
  • Migration (jika belum ada) untuk tabel terkait.

1.2. Struktur Model

Berikut contoh kode untuk model:


<?php namespace App\Models; use Illuminate\Database\Eloquent\Factories\HasFactory; use Illuminate\Database\Eloquent\Model; class NamaTabel extends Model { use HasFactory; // Tentukan nama tabel (opsional jika sesuai dengan konvensi) protected $table = 'nama_tabel'; // Kolom yang boleh diisi (mass assignable) protected $fillable = [ 'nama', 'deskripsi', 'jumlah', ]; }

Penjelasan Kode Model:

  1. $table: Jika nama model tidak sama dengan tabel, kita tentukan nama tabel secara manual.
  2. $fillable: Ini adalah kolom-kolom yang bisa diisi secara massal menggunakan mass assignment (misalnya melalui create() atau update()).

2. Membuat Controller di Laravel

Controller digunakan untuk menangani permintaan HTTP (GET, POST, dll.) dan memanggil logika bisnis di model.

2.1. Buat Controller

Jalankan perintah berikut untuk membuat controller:


php artisan make:controller NamaTabelController --resource

Perintah ini akan membuat controller di app/Http/Controllers/NamaTabelController.php. Opsi --resource akan membuat metode CRUD dasar secara otomatis.


2.2. Struktur Controller

Berikut contoh kode untuk NamaTabelController:


<?php namespace App\Http\Controllers; use App\Models\NamaTabel; use Illuminate\Http\Request; class NamaTabelController extends Controller { // Menampilkan semua data public function index() { $data = NamaTabel::all(); return view('nama_tabel.index', compact('data')); } // Menampilkan form untuk membuat data baru public function create() { return view('nama_tabel.create'); } // Menyimpan data baru public function store(Request $request) { $validatedData = $request->validate([ 'nama' => 'required|string|max:100', 'deskripsi' => 'nullable|string', 'jumlah' => 'required|integer', ]); NamaTabel::create($validatedData); return redirect()->route('nama_tabel.index')->with('success', 'Data berhasil disimpan!'); } // Menampilkan detail data berdasarkan ID public function show($id) { $data = NamaTabel::findOrFail($id); return view('nama_tabel.show', compact('data')); } // Menampilkan form edit data public function edit($id) { $data = NamaTabel::findOrFail($id); return view('nama_tabel.edit', compact('data')); } // Mengupdate data yang sudah ada public function update(Request $request, $id) { $validatedData = $request->validate([ 'nama' => 'required|string|max:100', 'deskripsi' => 'nullable|string', 'jumlah' => 'required|integer', ]); NamaTabel::where('id', $id)->update($validatedData); return redirect()->route('nama_tabel.index')->with('success', 'Data berhasil diupdate!'); } // Menghapus data berdasarkan ID public function destroy($id) { NamaTabel::destroy($id); return redirect()->route('nama_tabel.index')->with('success', 'Data berhasil dihapus!'); } }

Penjelasan Kode Controller:

  1. index(): Menampilkan semua data dari tabel.
  2. create(): Menampilkan form untuk membuat data baru.
  3. store(): Menyimpan data baru ke database.
  4. show(): Menampilkan detail data berdasarkan ID.
  5. edit(): Menampilkan form untuk mengedit data.
  6. update(): Memperbarui data di database.
  7. destroy(): Menghapus data berdasarkan ID.

3. Membuat Route

Daftarkan route untuk controller di routes/web.php agar bisa diakses melalui URL.


use App\Http\Controllers\NamaTabelController; Route::resource('nama_tabel', NamaTabelController::class);

Route di atas akan membuat CRUD route otomatis untuk controller.


4. Membuat Views

Buat beberapa file Blade di folder resources/views/nama_tabel untuk menampilkan data.

4.1. index.blade.php – Menampilkan Semua Data


@extends('layouts.app') @section('content') <h1>Data Nama Tabel</h1> <a href="{{ route('nama_tabel.create') }}">Tambah Data</a> <table border="1"> <thead> <tr> <th>ID</th> <th>Nama</th> <th>Deskripsi</th> <th>Jumlah</th> <th>Aksi</th> </tr> </thead> <tbody> @foreach($data as $item) <tr> <td>{{ $item->id }}</td> <td>{{ $item->nama }}</td> <td>{{ $item->deskripsi }}</td> <td>{{ $item->jumlah }}</td> <td> <a href="{{ route('nama_tabel.show', $item->id) }}">Lihat</a> <a href="{{ route('nama_tabel.edit', $item->id) }}">Edit</a> <form action="{{ route('nama_tabel.destroy', $item->id) }}" method="POST" style="display:inline;"> @csrf @method('DELETE') <button type="submit">Hapus</button> </form> </td> </tr> @endforeach </tbody> </table> @endsection

4.2. Menjalankan Aplikasi

Setelah semuanya siap, jalankan server Laravel:

php artisan serve

Akses halaman CRUD melalui browser di URL:
http://127.0.0.1:8000/nama_tabel


5. Penutup

Dengan tutorial ini, Anda telah belajar cara:

  1. Membuat tabel database menggunakan migration.
  2. Membuat model untuk berinteraksi dengan tabel.
  3. Membuat controller untuk menangani CRUD.
  4. Mendaftarkan route dan menampilkan data dengan Blade.

Ini adalah dasar dari CRUD di Laravel. Anda bisa mengembangkan lebih lanjut dengan validasi, notifikasi, dan desain yang lebih baik menggunakan Bootstrap atau framework CSS lainnya.

Bayang-Bayang Persahabatan


 

Bab 1: Pertemuan Pertama

Di sebuah sekolah menengah pertama yang ramai, Celine adalah siswi yang penuh semangat dan ceria. Ia dikenal di kalangan teman-temannya karena sifatnya yang ramah dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Di kelas VIII, Celine memiliki banyak teman, tetapi di dalam hatinya, dia merindukan seseorang yang bisa memahami dan mendukungnya secara mendalam. Setiap hari, ia berharap bisa menemukan sahabat sejati yang akan menemani perjalanan sekolahnya.


Suatu pagi, saat sekolah mengumumkan bahwa ada siswa baru yang akan bergabung, semua mata tertuju pada Raka, seorang anak pindahan dari sekolah lain. Raka memasuki kelas dengan langkah ragu, terlihat cemas di antara kerumunan siswa yang sudah akrab. Melihat ketidaknyamanan Raka, Celine segera mendekatinya. “Hai, kamu Raka, kan? Selamat datang di sekolah ini! Aku Celine,” sapa Celine dengan senyuman hangat. Raka merasa sedikit lega ada seseorang yang mau menyambutnya.


Sejak pertemuan itu, Celine berusaha membantu Raka menyesuaikan diri. Dia menunjukkan Raka tempat-tempat di sekolah dan memperkenalkan teman-temannya. Raka merasa beruntung memiliki Celine di sisinya. Setiap hari, mereka menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita dan tawa. Celine adalah cahaya dalam hidup Raka yang membuatnya merasa diterima.


Hari demi hari, kedekatan mereka semakin terjalin. Raka merasakan betapa berartinya Celine baginya, sementara Celine menikmati setiap detik kebersamaan dengan Raka. Mereka saling mendukung di dalam dan luar kelas, serta berbagi impian dan harapan tentang masa depan. Raka merasa bahwa Celine adalah sosok yang sempurna untuk dijadikan sahabat sejati.


Namun, di balik kebahagiaan itu, Raka mulai merasakan gejolak perasaan yang lebih dalam terhadap Celine. Dia menyukai Celine lebih dari sekadar teman, tetapi rasa takut dan keraguan membuatnya sulit untuk mengungkapkan perasaannya. Raka berpikir, “Jika aku mengatakannya, apakah Celine akan menjauh dariku?” Pikiran ini menghantuinya, membuatnya semakin bingung.


Celine, di sisi lain, tidak menyadari betapa dalamnya perasaan Raka. Dia melihat Raka sebagai sahabat terbaik yang selalu ada untuknya, tanpa menyangka bahwa Raka menyimpan perasaan yang lebih dari itu. Setiap kali mereka tertawa bersama atau berbagi rahasia, Celine merasa nyaman, tetapi dia tidak tahu bahwa perasaan itu sangat berarti bagi Raka.


Dalam perjalanan mereka sebagai sahabat, Raka dan Celine belajar banyak tentang satu sama lain. Mereka menghabiskan waktu di taman sekolah setelah jam pelajaran, berbagi cerita, dan bercanda. Raka merasa bahwa dengan Celine, dia dapat menjadi dirinya sendiri tanpa rasa khawatir. Namun, perasaan yang terus tumbuh di dalam hatinya membuatnya merindukan sebuah pengakuan yang belum berani diucapkan.


Bab 2: Awal Persahabatan

Keduanya mulai menghabiskan waktu di taman sekolah setelah jam pelajaran. Raka merasakan kedekatan yang tumbuh antara mereka, dan tanpa disadari, perasaannya terhadap Celine semakin dalam. Celine, di sisi lain, menikmati setiap momen yang dihabiskannya bersama Raka. Mereka berbagi impian dan harapan, serta dukungan satu sama lain dalam pelajaran. Hal ini menjadikan mereka semakin tak terpisahkan.


Suatu hari, saat mereka duduk di bangku taman, Celine berbagi bahwa dia akan tampil dalam acara tari di sekolah. “Aku sangat gugup! Aku ingin semua orang menyaksikanku,” ucap Celine dengan nada bersemangat. Raka yang mendengarnya langsung merespons, “Aku akan datang untuk mendukungmu! Kamu pasti bisa!” Celine merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Raka. Dia tahu Raka akan selalu ada untuknya.


Celine terus berlatih keras menjelang hari pertunjukan. Raka sering mengunjunginya, memberikan semangat dan motivasi. Saat melihat Celine berlatih, Raka merasa bangga dan semakin kagum pada bakat yang dimiliki Celine. Namun, dalam hati, Raka merasa cemburu ketika melihat Celine berlatih bersama Daniel, seorang siswa tampan dari kelas lain. Raka merasa hatinya teriris.


Saat hari pertunjukan tiba, Raka datang lebih awal dan duduk di barisan depan, siap untuk memberikan dukungan. Namun, saat Celine tampil, dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Di tengah keramaian penonton, Raka melihat Celine bersama Daniel, tertawa dan berbagi momen indah. Raka merasa cemburu dan sakit hati, tetapi dia berusaha menutupi perasaannya di depan teman-teman.


Celine terlihat bahagia di atas panggung, tetapi Raka merasa kesedihan dan rasa cemburu menggerogoti hatinya. Dalam pikirannya, dia bertanya-tanya, “Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang Daniel? Kamu bilang tidak ada yang mendukungmu, kenapa sekarang kamu membawanya?” Dia merasa seperti orang asing di antara kerumunan penonton lainnya, terasing di tengah suasana yang seharusnya membahagiakan.


Meski Celine berhasil menunjukkan penampilannya dengan baik, Raka merasa terpuruk. Setelah acara, Celine mencari Raka untuk memberi selamat. Namun, Raka terdiam, hatinya bergetar penuh emosi. “Raka, aku senang kamu datang! Bagaimana penampilanku?” tanyanya dengan ceria. Raka hanya tersenyum paksakan dan menjawab singkat, “Bagus.” Celine merasakan ada yang tidak beres dan bertanya-tanya tentang perubahan sikap Raka.


Dengan perasaan campur aduk, Raka kembali pulang dengan pikiran penuh tentang Celine dan Daniel. Rasa cemburu dan kesedihan menyelimuti hatinya. Dia tahu bahwa hubungan mereka telah berubah, dan hatinya mulai meragukan arti dari persahabatan yang mereka miliki. Apakah ada harapan untuk mengembalikan hubungan mereka seperti semula?


Bab 3: Tarian dalam Hati

Hari penampilan tari Celine semakin mendekat, dan Raka merasa sangat bersemangat untuk menyaksikan temannya bersinar di atas panggung. Dia melihat Celine berlatih keras, dan semangatnya menular kepada Raka. “Kamu pasti akan tampil dengan sangat baik, Celine!” ucap Raka dengan keyakinan. Celine tersenyum lebar, merasa didukung.


Namun, saat Celine berlatih, Raka merasakan perasaan campur aduk dalam hatinya. Dia ingin menjadi lebih dari sekadar teman, tetapi dia takut kehilangan Celine jika perasaannya terungkap. Ketika Celine berbicara tentang Daniel, Raka merasa hatinya teriris lagi. Dia berusaha menyembunyikan perasaannya, tetapi semakin sulit untuk tidak merasa cemburu.


Ketika acara akhirnya tiba, Raka datang lebih awal dan duduk di barisan depan, siap untuk memberikan dukungan. Namun, saat Celine tampil, dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Di tengah keramaian penonton, Raka melihat Celine bersama Daniel, seorang siswa tampan dari kelas lain. Raka merasa hatinya teriris.


Meskipun Celine terlihat bahagia, Raka merasa kesedihan dan rasa cemburu menggerogoti hatinya. Dalam pikirannya, dia bertanya-tanya, “Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang Daniel? Kamu bilang tidak ada yang mendukungmu, kenapa sekarang kamu membawanya?” Dia merasa seperti orang asing di antara kerumunan penonton lainnya, terasing di tengah suasana yang seharusnya membahagiakan.


Setelah penampilan selesai, Celine tampak bersinar, dikelilingi oleh teman-teman dan Daniel. Raka bertepuk tangan, tetapi hatinya terasa hampa. Dia ingin memberi selamat kepada Celine, tetapi saat mendekat, dia merasakan ketegangan yang membuatnya mundur. Celine dan Daniel berbicara dengan akrab, seolah Raka tidak ada di sana.


Raka merasa seolah semua harapan dan kebahagiaannya sirna seketika. Ketika dia pulang, pikiran tentang Celine dan Daniel terus mengganggu. “Aku tidak berarti baginya,” pikirnya sambil menatap langit malam. Dia merasa kesepian dan ditinggalkan, terjebak dalam perasaannya sendiri. Di sekolah, Raka berusaha menghindari Celine, merasa cemas akan perasaannya yang semakin memburuk.


Selama beberapa hari berikutnya, Raka berusaha menghindari Celine. Dia merasa bingung dan sakit hati, tidak tahu harus berbuat apa. Celine menyadari ada yang aneh antara mereka, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara mengatasi situasi ini. Raka semakin menjauh, sementara Celine merasa kesepian tanpa kehadirannya. Raka merasa terjebak dalam lingkaran emosional yang tidak bisa dia lewati.


Bab 4: Merasa Terkucil

Hari-hari berlalu, dan Raka semakin merasa terasing dari Celine. Dia tidak bisa mengabaikan perasaannya, tetapi juga tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Ketika melihat Celine berinteraksi dengan Daniel, hatinya terasa hancur. Raka merasa seolah-olah tidak ada tempat untuknya dalam hidup Celine. Dia sering menghindar dari Celine, memilih untuk bersikap dingin.


Celine yang tidak mengerti mengapa Raka menjauh merasa bingung. Dia berusaha mencari tahu, tetapi setiap kali dia mencoba berbicara dengan Raka, dia merasakan penolakan. “Apa yang salah, Raka? Kenapa kamu tidak mau berbicara denganku?” tanyanya dalam hati. Dia merindukan tawa dan kebersamaan mereka, tetapi tidak tahu bagaimana cara menjangkau Raka.


Raka merasa terjebak dalam kebisingan pikirannya. Dia ingin berbicara dengan Celine, tetapi ketakutannya menghalanginya. “Apa yang harus aku katakan? Jika aku mengaku, akankah Celine menjauh dariku?” Dia merasa terjebak dalam lingkaran kecemasan dan rasa cemburu. Raka tidak bisa melihat Celine bersama Daniel tanpa merasa hancur.


Suatu hari, saat Raka berusaha untuk tidak melihat Celine, dia tidak bisa menghindar. Dia melihat Celine dan Daniel duduk di taman, tertawa bersama. Raka merasa hatinya hancur. Dia ingin pergi, tetapi kakinya terasa berat. Saat Celine melihatnya, dia melambai, tetapi Raka hanya tersenyum paksaan dan melanjutkan langkahnya. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Celine.


Ketika malam tiba, Raka tidak bisa tidur. Pikiran tentang Celine dan Daniel terus menghantuinya. “Apakah aku sudah kehilangan dia selamanya?” Raka merenung. Dia merasa sangat kesepian dan terasing, kehilangan sosok yang selama ini membuatnya merasa berarti. Raka mulai berpikir bahwa mungkin dia harus berbicara dengan Celine sebelum semuanya terlambat.


Keputusan untuk berbicara dengan Celine menjadi semakin mendesak. Raka memutuskan untuk menyiapkan segala sesuatu yang ingin dia katakan. Dia ingin mengungkapkan perasaannya, meskipun takut akan konsekuensinya. “Jika aku tidak mengatakannya sekarang, aku mungkin tidak pernah bisa,” pikirnya dengan tekad. Raka berjanji pada dirinya sendiri untuk menghadapi ketakutannya.


Dengan perasaan campur aduk, Raka bertekad untuk mencari Celine. Dia ingin menjelaskan semuanya, meskipun dia tahu bahwa ada risiko besar. Raka merasa bahwa tidak ada lagi yang bisa menghalangi perasaannya. Di dalam hatinya, dia merindukan Celine dan tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan cinta yang terpendam.


Bab 5: Keberanian untuk Mengungkapkan

Hari yang dinantikan tiba. Raka mengumpulkan semua keberanian yang dia miliki untuk berbicara dengan Celine. Dia tahu bahwa ini adalah momen penting yang akan menentukan masa depan persahabatan mereka. Raka bertekad untuk jujur tentang perasaannya, meskipun itu berarti menghadapi konsekuensi yang mungkin menyakitkan.


Setelah pelajaran selesai, Raka mencari Celine di taman. Dia melihatnya sedang duduk sendirian, tampak merenung. Dengan napas dalam-dalam, Raka mendekat. “Celine,” panggilnya pelan. Celine menoleh, dan matanya bersinar ketika melihat Raka. “Raka! Aku sudah mencarimu,” katanya ceria, tetapi Raka merasakan ada keanehan di balik senyumnya.


Raka duduk di sampingnya dan merasakan jantungnya berdebar kencang. “Celine, aku perlu berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting,” ucap Raka dengan suara bergetar. Celine mengangguk, matanya penuh perhatian. Raka menarik napas dalam-dalam. “Aku… aku menyukaimu, lebih dari sekadar teman,” ucapnya, mengungkapkan apa yang selama ini terpendam.


Celine terdiam sejenak, terkejut dengan pengakuan Raka. Hatinya bergetar, tetapi dia tidak bisa langsung merespons. Raka melihat ekspresi wajah Celine dan merasakan kekhawatiran. “Aku tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi aku tidak bisa terus menyimpan perasaan ini. Aku hanya ingin kamu tahu,” lanjut Raka, berusaha meyakinkan diri.


“Aku… tidak tahu harus berkata apa,” kata Celine pelan. Raka merasa seolah semua harapannya hancur. Dia menundukkan kepala, merasa putus asa. “Aku tidak ingin kehilangan persahabatan kita, Celine. Aku tahu ini rumit, tetapi aku ingin jujur,” ucapnya dengan tulus. Celine merasakan betapa tulusnya Raka, tetapi di dalam hati, dia juga merasa bingung.


“Raka, aku menghargai perasaanmu, tapi aku juga bingung,” kata Celine akhirnya. “Aku tidak ingin menyakitimu, dan aku juga tidak ingin membuat segalanya menjadi rumit.” Raka merasakan kelegaan sekaligus kesedihan. Setidaknya, Celine tidak membenci pengakuannya, tetapi ketidakpastian masih membayangi mereka berdua.


Mereka berdua terdiam, merasakan ketegangan di udara. Raka berharap ada kejelasan setelah pengakuannya, tetapi sekarang dia merasa lebih terjebak. Celine tampak merenung, memikirkan semua yang baru saja diungkapkan Raka. Dalam hati, dia juga merasakan kedekatan yang dalam, tetapi dia tidak tahu apakah itu cukup untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekadar teman.


Saat matahari mulai terbenam, Raka dan Celine tetap duduk di sana, terjebak dalam pikiran mereka sendiri. Raka berharap untuk menemukan jalan keluar dari situasi ini, tetapi ketakutannya untuk kehilangan Celine membuatnya ragu. Celine merasa bingung, tetapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa Raka adalah sosok yang spesial dalam hidupnya.


Bab 6: Kekecewaan dan Penantian

Setelah pengakuan Raka, suasana antara mereka terasa berbeda. Celine merasa bingung dengan perasaannya sendiri, dan Raka berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Meski keduanya merasa terikat, ketidakpastian membuat mereka merasa canggung. Setiap kali Raka berusaha untuk berbicara, Celine merasa kesulitan untuk merespons dengan jujur.


Hari demi hari berlalu, dan Raka merasa semakin kesepian. Dia berharap Celine akan memberi petunjuk tentang perasaannya, tetapi semua yang didapatnya hanyalah ketegangan yang membisu. Raka mencoba bersikap normal, tetapi setiap kali melihat Celine tertawa bersama teman-teman lain, hatinya terasa perih. Celine tampak bahagia, tetapi Raka tidak bisa menahan rasa cemburu.


Celine merasakan beban di dalam hatinya. Dia ingin berbicara dengan Raka dan menjelaskan perasaannya, tetapi setiap kali mereka bertemu, dia merasa kata-kata itu sulit untuk diucapkan. Celine takut jika dia mengungkapkan perasaannya, dia bisa menyakiti Raka. Akhirnya, dia memutuskan untuk memberikan waktu untuk berpikir dan merenung tentang hubungan mereka.


Suatu hari, saat Celine sedang duduk di perpustakaan, dia melihat Raka sedang berbicara dengan teman-teman lain. Raka tampak ceria, tetapi dalam hati Celine, dia merasa kosong. Dia merasa seolah ada sesuatu yang hilang. Celine mulai menyadari bahwa Raka bukan hanya sahabat, tetapi juga seseorang yang sangat berarti baginya.


Saat pulang dari sekolah, Celine memikirkan tentang pengakuan Raka. Dia teringat semua momen indah yang mereka bagi, tawa dan dukungan yang telah mereka berikan satu sama lain. Mungkin Raka adalah orang yang tepat untuknya, tetapi ketakutan akan merusak persahabatan membuatnya ragu untuk mengakui perasaannya. Celine merasa terjebak dalam dilema.


Akhirnya, Celine memutuskan untuk memberi Raka kejutan. Dia ingin mengundangnya ke sebuah tempat spesial di mana mereka bisa berbicara dengan tenang dan jujur. Celine berharap ini bisa menjadi kesempatan untuk menjelaskan perasaannya dan memberi harapan baru bagi hubungan mereka. Dia ingin agar Raka tahu bahwa dia sangat menghargainya.


Hari yang ditentukan tiba, dan Celine menyiapkan semuanya dengan penuh harapan. Dia merasa gugup, tetapi dia tahu bahwa ini adalah langkah yang perlu diambil. Saat Raka tiba di tempat yang telah Celine pilih, dia melihat senyuman yang cerah di wajah Raka. Celine merasa sedikit tenang, tetapi ketegangan di dalam dirinya masih ada.


Raka duduk di samping Celine, dan mereka mulai berbicara. “Aku senang kamu mengundangku ke sini,” ucap Raka. Celine tersenyum, tetapi hatinya bergetar. Dia tahu bahwa momen ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan segalanya, meskipun dia merasa ketakutan akan tanggapan Raka. Apakah dia akan menerima atau menolak perasaannya?


Bab 7: Keputusan Celine

Setelah Raka tiba di tempat kejutan yang telah Celine siapkan, keduanya duduk di bangku taman dengan suasana yang tenang. Celine melihat Raka yang tampak bersemangat dan ceria, tetapi di dalam hatinya, dia merasa gelisah. Saat matahari mulai terbenam, Celine tahu bahwa ini adalah momen penting untuk berbicara dengan Raka.


“Raka,” kata Celine pelan. Raka menoleh, matanya bersinar penuh perhatian. “Aku ingin berbicara tentang apa yang terjadi antara kita.” Raka merasa jantungnya berdebar kencang, berharap mendengar sesuatu yang positif. Dia mengangguk, memberikan perhatian penuh pada Celine.


“Aku merasa bingung setelah pengakuanmu. Aku menyukaimu, tetapi aku tidak ingin merusak persahabatan kita,” ucap Celine, suara lembutnya penuh keraguan. Raka menahan napas, merasakan harap dan cemas yang bercampur. “Tapi aku juga tidak bisa mengabaikan perasaanku,” lanjut Celine, matanya menatap langsung ke mata Raka.


Raka merasakan hatinya bergetar. “Jadi, apa yang akan kita lakukan?” tanyanya dengan pelan. Celine menatap Raka, mencari jawaban di dalam dirinya sendiri. “Aku ingin memberi kita kesempatan. Mungkin kita bisa mencoba menjalin hubungan yang lebih dari sekadar teman,” ucapnya dengan berani.


Raka merasa seolah beban di pundaknya terangkat. “Kamu serius?” tanyanya, suaranya penuh haru. Celine tersenyum, “Ya, aku serius. Kita bisa mencobanya. Aku ingin kita bahagia bersama.” Raka tidak bisa menyembunyikan senyumnya, merasakan harapan baru muncul di dalam hatinya. Dia merasa dunia menjadi lebih cerah.


Dengan penuh harapan, mereka berdua berjanji untuk menjalani hubungan ini dengan terbuka dan jujur. Celine merasakan kedamaian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Mereka tahu bahwa hubungan ini tidak akan mudah, tetapi dengan keberanian dan komitmen, mereka bertekad untuk menjaga perasaan satu sama lain.


Saat malam tiba, Raka dan Celine duduk di bawah bintang-bintang, berbagi impian dan harapan untuk masa depan. Celine tahu bahwa meskipun mereka telah melewati banyak rintangan, mereka memiliki satu sama lain. Dengan hati yang penuh harapan, mereka bersiap untuk menghadapi perjalanan baru yang akan membawa mereka lebih dekat satu sama lain.

pewaris takdir

 


Di sebuah desa terpencil yang terletak di kaki gunung berselimut kabut, hiduplah seorang pemuda bernama Aksara. Ia tidak pernah mengenal orang tuanya dan sejak kecil diasuh oleh seorang biksu tua yang bijaksana. Kehidupan di biara sederhana, dipenuhi oleh latihan fisik dan spiritual. Aksara tumbuh sebagai pemuda yang tangguh dan cerdas, namun ia selalu merasa ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya—sebuah rahasia yang tak pernah ia ketahui.


Pada malam yang penuh badai, saat biara dihantam angin kencang dan kilat menerangi langit, datanglah seorang wanita tua misterius. Wajahnya keriput namun sorot matanya tajam, seakan mengetahui segalanya. Tanpa bicara panjang, wanita itu menyerahkan sebuah gulungan tua kepada Aksara. "Ini adalah hakmu," katanya dengan suara rendah yang penuh teka-teki, sebelum menghilang di balik kabut secepat kedatangannya. Aksara berdiri terdiam, menatap gulungan itu dengan perasaan campur aduk.


Ketika Aksara membuka gulungan tersebut, ia mendapati sebuah peta kuno dan ramalan yang mengejutkan. Tertulis bahwa ia adalah Pewaris Takdir, keturunan terakhir dari sebuah kerajaan besar yang telah lama runtuh. Kerajaan itu hancur dalam perang besar melawan kekuatan gelap yang dipimpin oleh Raja Kegelapan, seorang penyihir jahat yang sekarang bangkit kembali untuk menguasai dunia. Ramalan itu juga menyebutkan bahwa hanya Pewaris Takdir yang dapat menghentikan kebangkitan kegelapan.


Penuh dengan keraguan, Aksara menemui biksu tua yang telah membesarkannya. Sang biksu, dengan wajah penuh keprihatinan, membenarkan kisah itu. Ia tahu suatu hari Aksara akan mengetahui kebenaran tentang siapa dirinya. "Takdir sudah menunggumu, Aksara," kata biksu itu. "Namun ingat, kekuatan besar yang diwariskan padamu adalah pedang bermata dua. Apa yang akan kau lakukan dengan kekuatan itu akan menentukan nasib dunia."


Dengan hati yang masih diliputi kebingungan, Aksara memutuskan untuk meninggalkan biara dan mengikuti petunjuk dalam peta. Perjalanan dimulai dengan langkah berat, melewati hutan-hutan lebat dan pegunungan yang terjal. Sepanjang jalan, ia mulai merasakan panggilan aneh yang menghubungkannya dengan tanah yang ia lalui, seolah-olah kekuatan lama dari leluhurnya mulai bangkit dari dalam dirinya. Namun, Aksara juga merasakan kehadiran kegelapan yang terus mengawasi setiap gerakannya.


Di tengah perjalanannya, Aksara bertemu dengan Laksmi, seorang pendekar wanita yang memiliki kemampuan luar biasa dalam berpedang. Laksmi sedang mencari Raja Kegelapan untuk menuntut balas atas kematian keluarganya. Meskipun awalnya mereka tidak akrab, perjalanan bersama membuat mereka saling memahami dan menghargai kemampuan satu sama lain. Laksmi menjadi sekutu setia Aksara, mengajarinya tak hanya tentang seni berpedang, tetapi juga tentang keberanian dan pengorbanan.


Tak lama setelahnya, mereka bertemu Karna, seorang pemanah ulung dengan masa lalu yang kelam. Karna bergabung dengan mereka setelah menyelamatkan Aksara dan Laksmi dari serangan pasukan kegelapan. Meski dingin dan penuh rahasia, Karna terbukti sebagai sosok yang setia dan ahli strategi yang handal. Bersama-sama, mereka terus bergerak menuju lokasi yang digambarkan di peta, yang dipercaya sebagai tempat Raja Kegelapan bersembunyi.


Di tengah perjalanan, Aksara mulai mengalami mimpi-mimpi aneh tentang masa lalu leluhurnya. Dalam mimpi itu, ia melihat ayahnya, Raja terakhir dari Kerajaan Cahaya, yang berjuang mati-matian untuk melawan Raja Kegelapan. Aksara mulai merasakan beban yang semakin besar di pundaknya—ia tidak hanya mewarisi takhta, tetapi juga tanggung jawab untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Keraguan dalam dirinya semakin kuat: apakah ia cukup kuat untuk mengemban tanggung jawab ini?


Saat mencapai tujuan mereka, Aksara dan rekan-rekannya disambut oleh pemandangan yang menyeramkan. Benteng Raja Kegelapan berdiri megah di tengah padang tandus yang dikelilingi lautan api. Aksara tahu, inilah saatnya ia menghadapi musuh terbesarnya. Di dalam benteng itu, Raja Kegelapan menantinya, sosok yang telah menghantui sejarah keluarganya dan dunia selama berabad-abad. Namun, ketika mereka akhirnya bertatap muka, Aksara terkejut. Raja Kegelapan mengungkapkan bahwa mereka tidak sepenuhnya berbeda.


Raja Kegelapan menjelaskan bahwa ia adalah manifestasi dari kegelapan yang selalu ada dalam setiap manusia. "Kau dan aku adalah dua sisi dari koin yang sama," katanya. "Kekuatan yang kau cari juga ada dalam diriku. Apa yang akan kau lakukan dengan kekuatan itu? Akan kau gunakan untuk menyelamatkan dunia, atau kau akan terjerumus dalam kegelapan, seperti aku?"


Di ambang pertempuran besar, Aksara harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Apakah ia akan menerima takdirnya sebagai Pewaris yang ditakdirkan untuk membawa cahaya, ataukah ia akan menyerah pada bayang-bayang dalam dirinya sendiri? Dengan kekuatan para leluhurnya dan dukungan dari rekan-rekannya, Aksara akhirnya menyadari bahwa takdirnya bukan sekadar pertarungan melawan kegelapan eksternal, tetapi juga melawan kegelapan di dalam dirinya.


Pertarungan akhir itu adalah ujian bagi jiwa dan hati Aksara. Pada akhirnya, Aksara tidak hanya menggunakan kekuatan warisannya, tetapi juga kebijaksanaan yang ia pelajari sepanjang perjalanan. Dengan keberanian dan hati yang jernih, ia berhasil mengalahkan Raja Kegelapan, bukan hanya dengan kekuatan fisik, tetapi dengan penerimaan bahwa kegelapan adalah bagian dari hidup yang harus dihadapi dan dikuasai, bukan dilawan dengan kebencian.


Setelah kegelapan sirna, dunia mulai pulih. Aksara kembali ke desanya, bukan sebagai raja, tetapi sebagai penjaga keseimbangan yang baru. Ia menyadari bahwa takdir tidak pernah benar-benar tertulis; takdir adalah pilihan yang kita buat setiap hari, dan ia telah memilih untuk menjadi pembawa terang bagi dunia yang telah dilandanya.


Contact Us

Email :

gianekternal@gmail.com

Address :

Kalimantan utara, Tarakan